Ini Penyebab Penyakit Paru Obstruktif Kronis dan Risikonya
- Sylvia Taskya
- 0
- Posted on
Sebagian orang kesulitan untuk meninggalkan kebiasaan merokok. Merokok berdampak buruk seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Menghirup sekumpulan asap rokok yang melepaskan gelombang dopamin memang membuat senang dan nyaman.
Namun, sebenarnya kebiasaan buruk tersebut harus ditinggalkan. Saat penderita mengalami PPOK, maka ini akan menghambat sirkulasi paru-paru. Bahkan, apabila dibiarkan begitu saja dapat mempengaruhi fungsi organ lainnya.
Penjelasan Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Paru obstruktif kronis merupakan penyakit radang paru-paru kronis yang dapat membuat aliran udara menjadi terhambat dari paru-paru. Gejala dari penyakit ini diantaranya batuk, sulit bernapas, mengi, dan terdapat dahak.
Hal itu disebabkan adanya paparan jangka panjang terhadap partikel atau gas dari asap rokok. Para pengidap PPOK mempunyai risiko lebih tinggi mengalami kanker paru-paru, penyakit jantung, dan lain sebagainya.
Ada dua kondisi umum yang ikut terlibat terhadap penyakit paru obstruktif kronis, yaitu emfisema dan bronkitis kronis, bahkan dapat terjadi secara bersamaan. Kedua kondisinya juga sangat beragam berdasarkan tingkat keparahannya.
Pada penderita bronkitis kronis, ia akan mengalami peradangan pada bronkus. Bronkus merupakan saluran pembawa udara dari kantung udara paru-paru atau alveoli. Emfisema menyebabkan kerusakan pada alveoli dan terjadi peradangan.
Rusaknya kantong udara (alveoli) membuat jumlah alveoli semakin sedikit. Sementara, fungsi dari kantong udara ini sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida, akibatnya penderita akan mengalami sesak napas.
Penyebab dan Faktor Risiko Seseorang Terkena PPOK
Ketahui beberapa kondisi yang dapat menyebabkan seseorang menderita penyakit paru obstruktif kronis. Simak informasi di bawah ini terkait penyebab dari PPOK, diantaranya yakni sebagai berikut.
1. Bronkitis Kronis
Pada pengidap penyakit bronkitis kronis, saluran bronkial akan mengalami peradangan dan semakin menyempit. Kemudian, paru-paru pengidap menghasilkan lebih banyak lendir sehingga saluran udara menjadi terhalang.
2. Emfisema
Penyakit emfisema satu ini menyebabkan penderita mengalami kerusakan pada bagian dinding juga serat elastis dari alveoli.
3. Defisiensi Aat
Jika penyakit paru obstruktif kronis dialami oleh orang dewasa, biasanya penyebabnya justru terjadi dari defisiensi AAt.
4. Kekurangan Protein Alfa-1 Antitripsin
Ketika seseorang mengalami kekurangan protein alfa-1 antitripsin, maka kondisi ini dapat berpengaruh terhadap kesehatan paru-paru dan hatinya.
5. Mengalami Iritasi Paru-Paru
Iritasi paru-paru bisa terjadi dikarenakan terdapat beberapa penyebab, misalnya polusi udara, paparan debu, dan paparan asap rokok dalam jangka waktu panjang. Adapun, faktor risiko penyakit PPOK ini yaitu.
-
Paparan Debu dan Bahan Kimia
Saat seseorang terkena paparan asap, uap, serta debu bahan kimia dalam waktu lama, seperti ketika di tempat kerja. Maka, hal tersebut dapat mengakibatkan iritasi dan merusak paru-paru.
-
Genetika
Adanya kelainan genetik langka defisiensi alfa-1 antitripsin menjadi salah satu penyebab dari seseorang terkena penyakit paru obstruktif kronis. Faktor genetik memberikan kemungkinan buruk membuat perokok menjadi lebih rentan terkena penyakitnya.
-
Pembakaran Asap Bahan Bakar
Jika penderita terpapar asap dari pembakaran bahan bakar pada saat memasak di rumah. Selain itu, di rumah tersebut tidak memiliki ventilasi yang baik, tentu berisiko lebih tinggi mengidap PPOK.
-
Mengidap Penyakit Asma
Jika pengidap menderita asma, maka penyakit radang saluran napas kronis bisa meningkatkan risiko adanya perkembangan PPOK. Kombinasi antara penyakit asma disertai merokok tentu meningkatkan risiko seseorang terkena PPOK.
Diagnosis dan Pengobatan yang Dilakukan Kepada Penderita
Ketika dokter memberikan diagnosisnya kepada Anda berdasarkan tanda dan gejala berdasarkan penyakit paru obstruktif kronis. Selanjutnya, dokter akan mendiskusikan riwayat kesehatan penderitanya disertai paparan yang dialami.
-
Tes Fungsi Paru
Tes fungsi ini memanfaatkan spirometri guna mengukur seberapa banyak udara yang dihembuskan. Lalu, juga akan melihat seberapa cepat Anda membuang napas, sehingga dapat melihat apakah oksigen cukup diberikan ke darah.
-
CT Scan
Proses pemeriksaan lewat cara CT scan paru-paru dapat membantu mendeteksi adanya emfisema. Selain itu, juga membantu menentukan apakah operasi PPOK diperlukan dalam proses pengobatan terahdap penderita.
-
Rontgen Dada
Pada pemeriksaan rontgen dada dapat memperlihatkan emfisema, di mana ini menjadi salah satu penyebab dari penyakit PPOK. Pemeriksaan dengan metode rontgen menunjukkan kondisi dada, termasuk paru-paru, jantung, serta pembuluh darah.
-
Melakukan Tes Darah
Tes darah dilakukan dalam mengukur kadar oksigen yang berada di dalam darah. Pada hasil tes satu ini akan menunjukkan seberapa parah penderita terkena PPOK, jadi dokter bisa menyesuaikan jenis pengobatannya.
-
Gas Darah Arteri
Proses pemeriksaan dengan menganalisis gas darah arteri ini untuk mengukur seberapa baik paru-paru mampu membawa oksigen ke dalam darah dan mengeluarkan karbon dioksida dari tubuh.
PPOK bukan menjadi masalah kesehatan yang ringan, namun perlu diberikan penanganan tepat dalam proses perawatannya. Langkah paling awal dan terpenting yang harus Anda lakukan ialah berhenti merokok.
Selain itu, pemberian obat-obatan, terapi oksigen, program rehabilitasi paru, hingga operasi tergantung dari seberapa parah tingkat PPOK penderita. Penyakit paru obstruktif kronis perlu Anda kurangi risikonya.